Banjar – Syuting Animasi Gelombang Hallyu terus menerjang dunia pariwisata, terutama melalui lokasi syuting drama Korea, yang kini menjadi magnet favorit wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Contohnya, Deoksugung Palace Stonewall Walkway ramai dijadikan latar romantis di berbagai drama seperti Goblin dan Run On, menarik penggemar untuk datang langsung dan mengabadikan momen di sana

Baca Juga : Pengendara Sepeda Motor di Kota Banjar Tewas Setelah Terlibat Kecelakaan dengan Bus
Desa tersebut kini menarik ribuan pengunjung, dan mendapatkan penghasilan besar dari retribusi lokasi serta toilet umum
Namun, ledakan wisata kadang jadi tantangan. Iseltwald kewalahan mengatur antrian karena arus pengunjung jauh melebihi kemampuan desa, memaksa pihak setempat memasang tanda dan situs informasi pengunjung
Kini pengunjung datang untuk mengulangi adegan itu sendiri
Pelancong sekarang tidak hanya melihat pemandangan, tetapi “hidup dalam drama.” Mereka mengenang adegan dan terus mencari lokasi syuting baru untuk dikunjungi secara langsung.
Beberapa lokasi kuno atau set terbuka juga ditata sebagai taman wisata edukatif—Baekje Cultural Land misalnya, tempat syuting Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo menjadi taman sejarah budaya populer
Baedari Secondhand Bookstore Alley di Incheon juga naik daun setelah adegan Goblin: banyak pengunjung datang demi foto di Hanmi Bookstore berwarna kuning tersebut
Era digital membantu memicu antusiasme turis terhadap lokasi syuting melalui platform seperti YouTube. Banyak video populer seperti “10 Iconic K‑Drama Filming Locations” menginspirasi tur virtual dan rencana perjalanan nyata
Adanya dukungan dari Korea Tourism Organization memungkinkan integrasi promosi destinasi syuting dengan paket wisata resmi dan program VR/AR interaktif.
Di balik daya tarik, tantangan pengelolaan muncul. Beberapa lokasi kewalahan, menimbulkan kebutuhan pengaturan kapasitas, regulasi, dan clean‑up untuk menjaga kelestarian dan keamanan.
Meski demikian, manfaat ekonomi
Turis kini punya motivasi tambahan: bukan sekadar rekreasi, tapi juga nostalgia emosional, penghayatan cerita, dan peluang foto “seperti adegan drama.”
Fenomena syuting drama jadi daya tarik global menandakan bagaimana budaya populer bisa mendorong transformasi destinasi kuno menjadi hotspot modern






